Mabit PUI JabarPUIJABAR.ORG — Dalam rangka membangun kembali soliditas dan silaturrahim jamaah PUI Jabar kembali menggelar kegiatan mabit bersama. Namun mabit kali ini terasa lebih “istimewa” karena dihadiri oleh Ketua Dewan Syuro PUI sekaligus Gubernur Jawa Barat,KH.Ahmad Haryawan,Lc. Acaranya sendiri berlangsung dari Jumat-Sabtu  (16-17 Mei 2014) bertempat di masjid Pakuan (Rumah Dinas Gubernur Jabar) Jl.Otista Kota Bandung.

Acaranya sendiri dimulai usai Shalat Isya,namun para peserta yang berjumlah sekira 100 orang terdiri dari Pengurus PW PUI Jabar dan Pengurus PD PUI Kota/Kabupaten se-Jabar telah berkumpul sejak Ashar pada Jumat sore. Dalam sambutan pembukaannya,Ketua Umum PUI Jabar,Drs.H.Iding Bahruddin,M,MPd mengatakan bahwa kegiatan mabit tersebut telah rutin diselenggarakan setiap bulannya sebagai ajang bermuhasabah kepada Allah juga dimaksudkan sebagai ajang silaturrahim pengurus PUI di wilayah Jabar dengan Gubernur Jabar.

“Mungkin kemarin selama Pemilu Legislatif ada jamaah PUI yang beda “perahu” dan beda nomor serta saling berkompetisi,nah kompetisi menjadi caleg telah berakhir,saatnya kita kembali ke khitah PUI. Beda warna dan beda parpol sudah selesai,kini saatnya bersama lagi dalam wadah berjuangan yang sama yakni PUI,”ungkap Ustadz Iding.

Ustad menambahkan perjuangan dalam wadah PUI lebih lama jika dibanding berjuang bersama parpol yang jika terpilih menjadi anggota legislatif hanya selama lima tahun saja. Untuk itu dirinya meminta dan berharap segala perbedaan selama Pileg kemarin tidak perlu dilanjutkan atau diteruskan ketika sudah bersama PUI.

Usai memberi sambutan acara mabit dilanjutkan dengan kajian Intisab dan Islahul Tsamaniyah yang bawakan Ketua Dewan Syariah Wilayah PUI Jabar,Prof.Dr.H.Endang Sutari,M.Si. Dalam paparannya,Prof.Endang membahasa sedikit tentang arti dan makna dari isi Intisab dan Islahul Tsamaniyah secara berapi-api.

Menurut Prof.Endang yang sejak kecil sudah aktif menjadi jamaah PUI mengatakan bahwa kandungan serta makna Intisab dan Islahul Tsamaniyah sungguh dalam. Menurutnya para pendiri PUI yang telah melahirkan Intisab dan Islahul Tsamaniyah adalah seorang ulama yang mumpuni tentang Islam dan berwawasan global meski mereka berasal dari kampung di Majalengka maupun Sukabumi.

“Saya merinding setiap kali membaca Intisab dan Islahul Tsamaniyah apalagi jika sudah memahami maknanya. Jamaah PUI harusnya bersyukur dan bangga mempunyai Intisab dan Islahul Tsamaniyah,menurut saya ini adalah anugerah karena hanya PUI yang mempunyai Intisab dan Islahul Tsamaniyah yang demikian dalam kandungannya,”ujarnya.

Untuk itu ia berharap jamaah PUI tidak bosan dalam mengkaji dan menggali Intisab dan Islahul Tsamaniyah. Selain itu ia berharap para kader PUI bisa menyebarluaskan makna Intisab dan Islahul Tsamaniyah kepada umat Islam lain sehingga jika sudah tahu dan paham Intisab dan Islahul Tsamaniyah mereka bisa bergabung dan aktif dalam wadah PUI. Sebab,sambung Prof.Endang hingga saat ini masih banyak umat Islam yang belum tahu tentang  Intisab dan Islahul Tsamaniyah yang dimiliki PUI,sehingga mereka mengganggap bahwa PUI sama dengan ormas Islam lainnya.

Usai dialog dan Tanya jawab acara dilanjutkan dengan kajian harakah yang mengambil tema “Amal Yang Berkelanjutan dan Kader Yang Tanggug” yang disampaikan Ustad Eka Hardiana selaku Ketua Biro Organisasi dan Korada DPW PUI Jabar. Dalam paparannya Ustad Eka mengatakan bahwa kaderisasi adalah sebuah keniscayaan dalam sebuah harokah atau ormas termasuk PUI sebagai bagian dari perjuangan tegaknya syariat Islam dimuka bumi.

Ia menambahkan bahwa pencapaian yang terlihat dan terasa saat ini adalah salah satunya hasil dari jerih payah perjuangan atau proses kaderisasi 10 hingga 15 tahun lalu. Untuk itu dirinya berharap harokah PUI yang sebelumnya sempat dianggap “tidur” kemudian bangun dan bangkit tidak boleh kembali ke belakang. Kader-kader PUI ,sambungnya,yang sudah dikenal tangguh sebagai yang telah ditunjukan para pendiri tidak boleh loyo dan terbawa arus jaman. Namun harus terus bangkit dan bergerak serta menyebar  ke pelosok nusantara.

“Saya terharu sekaligus bangga ketika mendengar di Kalimantan Tengah (Kalteng) ada yang baca Intisab dan Islahul Tsamaniyah dari orang Dayak. Ini harus menjadi semangat kita bersama dan saling menguatkan,mendukung perjuangan yang akan,sedang dan telah dilakukan oleh kader PUI lainnya,”ungkapnya.

Untuk itu Ustadz Eka yang juga anggota DPRD Jabar ini mengajak kader PUI untuk tidak terlena dengan fasilitas yang ada atau tergoda dalam kenikmatan semua dunia. Sebaliknya, justru fasilitas dan kemudahan yang dimiliki kader PUI harus menjadi alat dakwah dan faktor penunjang dakwah serta menjabarkan nilai-nilai lhur yang dimiliki PUI kepada umat Islam lain.

Usai sesi dialog dan Tanya jawab ,acara ditutup menjelang tengah malam untuk istirahat. Acara kembali dilanjutkan menjelang dini hari yakni dengan qiyamul lail atau shalat tahajud hingga menjelang Shalat Subuh. Usaia Shalat Subuh acara kembali di teruskan dengan dengan tausyiah yang disampaikan oleh Ustad KH.Ahmad Heryawan,Lc ,Gubernur Jabar dan juga Ketua Majelis Syuro PUI.

Dalam tausyiahnya Ustad Ahmad menyampaikan bahwa salah satu cara meneguhkan untuk menjadi pribadi mutaqin dan semangat berdakwah adalah dengan qiyamul lail. Sebab,sambung Ustadz Ahmad amal qiyamul lain adalah amalan wajib para nabi dan rasul kekasih Allah. Sementara kita hukumnya menjadi sunnah namun sangat dianjurkan. Menurut Ustadz Ahmad bahwa salah satu qiyamul lail yang berhasil seperti disebutkan dalam hadits adalah setelah pagi hari (usai Shalat Subuh) maka terlihat segar,berseri dan tenang serta penuh semangat.

“Bukan malah terlihat lemas dan ngantuk,”ujarnya yang disambut tawa ringan jamaah.

Untuk itu Ustad Ahmad menyambut baik dan berharap acara mabit demikian terus bisa dilanjutkan meski secara berkala. Selain itu dirinya berharap amalan qiyamul lain bisa menjadi amalan jamaah PUI dimanapun berada untuk pribadi dan kader yang bertaqwa.

Ustadz Ahmad menjelaskan makna taqwa dengan mengacu pada perkataan Ibnu Qayim yang mengandung tiga pengertian. Pertama, taqwa adalah penuhnya jiwa seorang mukmin akan cinta kepada Allah. Makna cinta ini sebenarnya tidak sederhana seperti yang saat ini banyak difahami orang. Menurutnya dorongan kita untuk taat,jihad dan ibadah karena cinta pada Allah . Kedua ,taqwa adalah berharap berharap rahmat Alllah dan  dan rahmat Allah ini harus dijemput. Karena sepeti dijelaskan dalam hadits nabi sehebat apapun amalan seseorang tidak bisa mampu meraiht tiket masuk surga, melainkan masuk surga karena rahmat Allah.

“Untuk itu umat Islam termasuk kader PUI harus rela berjuang tak kenal lelah,membangun yang terbaik untuk kepentingan umat agar umat juga menjadi hebat dalam rangka berharap rahmat Allah. Semangat tersebut harus terus digelorakan setiap saat agar umat menjadi faham bahwa rahmat Allah lah yang membuat kita masuk surga. Sementara amal-amal shaleh kita hanya mampu menggaet rahmat Allah,”ujarnya.

Yang ketiga ,taqwa adalah penuhnya jiwa seorang mukmin  dengan ketakutan akan azab Allah. Karena azab Allah sangat pedih dan tidak seorang pun mampu menghindar dan kuat menahan azab Allah. Untuk itu segala bentul perbuatan atau amal yang bisa mendatangkan azab Allah harus dihindari dan dicegah.

Sementara menyinggung masalah kaderisasi,Ustad Ahmad mengatakan bahwa kaderisasi dalam tubuh Umat Islam termasuk dalam PUI mutlak dilakukan. Salah satu tujuan kaderisasi adalah mencetak muslim yang tangguh serta muslim pengendali.

“Hasil kaderisasi saja kadang belum mampu menjadi muslim pengendali,apalagi jika tidak ada kaderisasi,”ungkapnya.

Meski saat ini,sambungnya,Umat Islam tengah dalam kondisi serba terpuruk baik ekonomi,politik,pendidikan dan sebagainya namun harus tetap optimis dan berjuang tanpa mengenal lelah meski hasilnya terkadang tidak sesuai yang kita harapkan atau kita inginkan. Karena Allah akan menilai usaha atau ikhtiar kita bukan hasil,sementara hasil adalah hak mutlak Alllah.

Acara mabit tersebut diakhiri dengan penyampaian infromasi akan diadakannya agenda Muktamar PUI tahun ini dan kegiatan Pemilu Raya yang disampaikan Ketua Badan Pemilu Raya (Bapira) Pusat,Ustadz Iman Budiman,S.Th.I. Menurut ustad Iman Pemilu Raya digelar dalam rangka memilih anggota majelis syuro sebelum di gelar Muktamar. Pendataan calon pemilih sendiri akan dimulai pada bulan ini. [Im@n]

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *