iding-bahrudinWawancara Khusus Drs. KH. Iding Bahruddin, M.Pd., Ketua Umum PW PUI Jawa Barat

Bagaimana rasanya menjadi Ketua Umum?

Menjadi ketua umum PUI itu ada susahnya, juga ada gembiranya. Susahnya ketika menghadapi berbagai macam kegiatan yang dilakukan oleh daerah-daerah, kemudian orang pada sibuk sehingga susah mencari orang sebagai pengganti dari ketua Umum, akhirnya ketua umum terus berkeliling. Kemudian dalam pendanaan yang dimiliki, ini sepertinya sama dengan ormas-ormas yang lainnya.

Suka atau gembiranya kita banyak silaturrahim dengan daerah-daerah, para pimpinan pemerintahan dan juga pimpinan ormas. Kalau kita bersengaja untuk bersilaturrahim itu akan susah terlaksana. Jadi, dengan menjadi pimpinan PUI kita bisa banyak bersilaturrahim.

 

Program utama PW PUI sekarang?

Prioritas yang sekarang kami kedepankan adalah konsolidasi organisasi dan penyehatan struktur organisasi, mulai dari sumber daya manusianya sampai kepada penyempurnaan SDM-nya, termasuk di PW dan PD-PD PUI di Jabar ini. Kita menargetkan, bahwa pada priode sekarang ini, kita akan membentuk 500 cabang di kecamatan dan 5000 ranting di desa dan kelurahan. Karena PUI harus mempunyai struktur organisasi disamping pendidikan-pendidikan, lembaga-lembaga sosial dan yayasan-yasasan yang dikelola oleh PUI. Juga PUI strukturnya harus sampai ke desa-desa dan kelurahan-kelurahan. Itulah konsolidasi PUI sekarang ini yang istilahnya itu adalah penyehatan organisasi.

Yang dimaksud dengan penyehatan organisasi itu, pertama, sumber daya manusianya sampai kepada kepengurusannya juga sehat. Kedua, strukturnya juga sehat, struktur sehat itu mulai dari pimpinan Wilayah, dan sudah mempunyai 26 daerah di Kabupaten dan Kota, serta cabang-cabang yang sekarang baru ada 400 cabang akan ditambah sehingga  mencapai 500 cabang, kemudian ranting yang kita targetkan menjadi 5000 ranting. Itu artinya struktur sehat, program sehat juga sumber daya manusianya juga sehat.

 

Bagaimana agar kader-kader PUI itu militant?

Tergantung militansi itu ditinjau dari segi apa? Kalau militansi itu dilihat dari segi ormas-ormas yang keras, memang PUI tidak mengarah ke arah situ, tapi militansi PUI itu bagaimana dia melaksanakan program, struktur kegiatan PUI, yaitu kegiatan pendidikan, da’wah, dan sosial.

Jadi, militansi itu kalau dia mampu mengelola pendidikan, da’wah, dan pengembangan sosial kemasyarakatan secara baik. Artinya disebut militant, bila mampu mengembangkan itu semua. Dengan demikian, militan itu bukan berarti keras dan demo-demo seperti yang ada sekarang ini.

 

Kelemahan-kelemahan dari dan PD-PD PUI itu apa saja?

Pertama, sebahagian dari pengurus daerah itu belum mempunyai kantor yang representative, yang mampu untuk menjadi sebuah kantor yang menjadi pusat informasi, pusat kegiatan, aktifitas dan lain sebagainya.

Kedua, memang di daerah-daerah juga ada yang sudah membuat jaringan dengan pemerintah daerah dalam arti ada yang telah mendapat APBD juga ada yang belum, belum merata.

Ketiga, program-program selain pendidikan. Kalau pendidikan saya kira insya Allóh di setiap daerah sudah berjalan dengan baik. Adapun program da’wah, sosial itu tentu saja difokuskan pada momentum-momentum besar seperti hari raya idul fitri dan Idul Qurban atau yang lainnya.

 

Solusinya?

Kita mencoba untuk membangkitkan daerah-daerah agar mempunyai secretariat yang permanen, kantor yang representative, didalamnya ada jaringan komunikasi, informasi, juga ada orang yang full time di kantor, ada alat komunikasi, ada administrasi yang tertata rapi, ada tempat konsultasi, komputer, internet, yang sekarang ini sedang kita kembangkan sampai ke daerah-daerah.

 

Imbauan buat pengurus PW PUI Jabar khususnya dan PD-PD umumnya?

Saya selaku Ketua Umum PW PUI Jabar, mengajak seluruh elemen pengurus baik di PW maupun PD-PD, mari kita sama-sama mengembangkan PUI dengan optimal dan professional. Pimpinan Daerah-Pimpinan Daerah juga diminta untuk membuat jaringan yang luas, bisa bekerjasama dengan pemerintah, ataupun dengan ormas-ormas di tingkat daerah.

Kita tidak berda’wah sendirian, sebab da’wah harus bersama-sama dengan ormas-ormas yang lain, dan menjadi patner pemerintah dalam beberapa kegiatan PUI, antara lain dalam pendidikan sebab kita juga mempunyai sarana pendidikan yang banyak. Kalau pemerintah tidak membantu sangat ‘lebar’, dan kita tidak membuat jaringan dengan pemerintah juga tidak akan kebagian.

Pun demikian dengan bidang da’wahnya, kita juga punya ratusan corp mubaligh, yang harus dijadikan momentum untuk kerjasama dengan kementerian agama dan pihak-pihak terkait lainnya. Kita juga punya lembaga-lembaga sosial, pengembangan ekonomi, koperasi, BMT dan itu semua di daerah-daerah harus dicari peluangnya untuk dikembangkan dan dihidupkan dengan lebih baik dan maju.

 

Yang dimaksud dengan program silaturrahim PW PUI Jabar?

Kita sedang menggalakan silaturrahim dengan ulama-ulama di Jawa Barat.  Kita akan mengadakan silaturrahim, terutama dengan Bapak Gubernur sebagai Ketua Majelis Syuro PUI.

Jadi kita berinisiatif untuk datang ke tempat Bapak Gubernur, maksudnya, pertama, kita ingin menyimak secara langsung informasi dari Bapak Gubernur, bagaimana keberhasilan-keberhasilan Gubernur dalam memimpin Jawa Barat ini.

Kedua, apa saja yang menjadi kendala-kendalanya, dan apa saja yang bisa dikerjasamakan, dan apa yang bisa kita serap program-program dari Bapak Gubernur untuk kepentingan tentunya PUI, dalam pendidikan da’wah dan sosial.

 

Keuntungan dari program itu apa saja bagi PUI?

Sudah barang tentu dengan adanya program silaturrahim ini, PUI dan tokoh-tokoh masyarakat di Jawa Barat itu memperpanjang umur dan banyak rezeki. Ini artinya, kemungkinan akan susah bila Bapak Gubernur harus mendatangi satu per satu tokoh-tokoh, ulama-ulama, dan masyarakat Islam yang ada di daerah-daerah Jawa Barat.

Dengan inisiatif kita datang ke Gubernur, maka Gubernur tidak harus datang ke daerah satu persatu dalam satu kota atau kabupaten tapi dengan inisiatif kita dalam satu waktu Bapak Gubernur bisa bertemu dengan seratus ulama, tokoh masyarakat. Ini keuntungan kita juga bagi keuntungan Bapak Gubernur juga.

Sebab setelah bersilaturrahim dengan bapak Gubernur, kita tahu betul apa yang sudah dilaksanakan selama menjadi Gubernur di Jawa Barat ini, seperti; (1), Bapak Gubernur dalam jangka tiga tahun ini telah membangun ribuan kelas sekolah-sekolah di Jawa Barat. (2) Infrastruktur jalan-jalan yang di bangun oleh Jawa Barat ini telah mencapai 98 % yang sudah terselesaikan dengan baik, hanya beberapa persen lagi yang belum diselesaikan untuk jalan provinsi Jawa Barat.

(3). Di bidang kesehatan. Seluruh kecamatan di Jawa Barat sekarang ini sudah memiliki puskesmas lengkap dengan dokternya. Dan sekarang ini telah dicanangkan puskesmas inap, yaitu puskesmas yang mempunyai ruang inapnya sebanyak 200 puskesmas yang bisa inap.

(4). Daya beli masyarakat Jawa Barat sudah mulai bangkit. Dalam bidang ekonomi di Jawa Barat ini sudah banyak sekali peningkatan-peningkatannya dibanding dengan sebelum-sebelumnya, sehingga penyerapan sejuta lebih tenaga kerja yang dijanjikan oleh Bapak Gubernur ketika kampanye dulu juga telah tercapai dengan baik.

Informasi-informasi itu yang bisa kita terima langsung dari Bapak Gubernur yang sangat jarang sekali di muat di Media massa, sehingga masyarakat banyak yang tidak tahu akan keberhasilan Bapak Gubernur Jawa Barat sekarang ini.

Pun demikian dengan berbagai penghargaan-penghargaan dari pemerintah pusat yang di terima Jawa Barat, baik itu penghargaan pendidikan, kesehatan, transparansi dalam tender-tender.

Bidang pendidikan di Indonesia, yang mendapat penghargaan itu hanya dua provinsi yaitu Jawa Timur dan Jawa Barat, dan tim penilainya adalah orang-orang luar negeri, yang disebut Eklusive education.

Penghargaan yang telah diperoleh oleh Jawa Barat selama tiga tahun pemerintahan Bapak Gubernur H. Ahmad Heriyawan, ini kurang lebih ada 24 penghargaan, kita selaku warga PUI dan masyarakat Jawa Barat cukup bangga dengan hal itu.

Bahkan, pada tahun 2012 ini Bapak Gubernur juga akan membangun ribuan kelas-kelas dan kesehatan di seluruh Jawa Barat. Namun ini semua banyak yang tidak dimuat oleh media massa sehingga banyak masyarakatnya yang tidak tahu. Maka dengan inisiatif PW PUI untuk bersilaturrahim ini, masyarakat diharapkan bisa mendapat informasi dengan baik dan benar. (Wawancara: Alma’/Intisabi).*

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *