iding-bahruddinWawancara Drs.H.Iding Bahruddin,M,M.Pd, Ketua Umum PW PUI Jabar

 

Ramadhan, bulan penuh barokah dan maghfirah,nan mulia menjadi kebahagian segenap kaum muslimin.  Ramadhan sebaiknya kita gunakan juga untuk meningkatkan aqliyah Islamiyah dan nafsiyah Islamiyah.  Aqliyah Islamiyah adalah pola pikir berdasarkan aqidah Islam. Cara meningkatkannnya dengan memperbanyak informasi ke-Islaman, perbanyak fakta-fakta ke-Islaman, terus berlatih untuk mengkaitkan informasi dengan fakta berdasarkan sudut pandang Islam.

Nafsiyah Islamiyah adalah sikap jiwa berdasarkan aqidah Islam. Cara meningkatkannya dengan memperbanyak ibadah-ibadah sunnah.  Dekatkan diri kepada Alloh Rasululloh Saw, masjid, qur’an,  hadits, dan sesama muslim.

Sebulan penuh latih diri untuk meningkatkan: kesabaran, kedekatan kepada Alloh SWT, kesadaran adanya pengawasan Alloh, kepedulian kepada sesama manusia, keterikatan terhadap syariat, semangat belajar Islam dan memperjuangkannya, suasana kekeluargaan di waktu makan sahur dan buka puasa, ikatan keluarga besar di saat mudik lebaran.

Ramadhan tahun ini bangsa Indonesia juga akan menggelar hajat demokrasi yakni Pemilu Presiden dan Wakil Presiden periode 2014-2019. Bagaimana sebaiknya warga PUI khususnya dan umat Islam pada umumnya menjalani Ramadhan? Ikuti perbincangan dengan Ketua Umum DPW PUI Jabar berikut ini:

Intisabi: Apa imbauan atau seruan untuk Ramadhan tahun ini?

H.Iding: Himbauan saya marilah kita sambut Ramadhan ini dengan bersyukur dan bergembira. Bersyukur karena kita masih dipertemukan dengan Ramadhan tahun ini. Barangkali ada diantara kita baik keluarga,saudara,teman atau tetangga kita yang tahun lalu Ramadhan masih bersama.

Namun untuk tahun ini mereka sudah tidak bisa lagi dengan kita karena telah mendahului kita menghadap-Nya. Wujud syukur itu kita tunjukan dengan keseriusan kita dalam beribadah selama Ramadhan ini. Untuk itu kita harus bergembira dalam memasuki bulan yang penuh dengan maghfirah,barokah dan ampunan ini. Seperti bersyukur tadi marilah kita tunjukan rasa gembira itu dengan bersemangat dalam beribadah selama bulan Ramadhan.

Intisabi: Apa agenda PUI Jabar dalam Ramadhan tahun ini?

H.Iding: Kalau soal agenda jama’i insya Allah tidak akan jauh berbeda dengan tahun sebelumnya. Kita akan adakan beberapa kegiatan selama Ramadhan ini seperti bersilaturrahim,dialog,kajian,tadarus termasuk buka puasa bersama dan bakti sosial. Namun demikian yang perlu kita tekankan disini adalah bukan sekedar rutinitas semata atau kuantitas saja melainkan perlu kita tingkatkan adalah kualitas ibadahnya baik yang mahdhoh maupun ghairu mahdhoh. Sehingga nilai ibadah kita semakin meningkat dan berkualitas dari Ramadhan sebelumnya.

Intisabi: Bagaimana sebaiknya umat Islam menjalani Ramadhan?

H.Iding: Tentu saja yang harus diperhatikan adalah berkaitan dengan aspek ibadahnya yang sesuai dengan tuntunan syariat dan apa yang telah Rasulullah contohnya.Pada intinya adalah setiap ibadah kita harus meningkatkan ketaqwaan kita. Ibadah shaum juga harus meningkat dari tahun sebelumnya dari sisi kualitas ,bukan sekedar menahan lapar dan haus semata.

Shaum Ramadhan kita harus mengantarkan  kita pada derajat taqwa. Selama shaum Ramadhan telah mengajarkan dan melatih kita untuk bisa menahan diri dari sifat amarah,menahan dari keserakahan dan menahan dari yang halal (makan minum) namun kita mampu menahannya hingga waktunya tiba. Ini harus berlanjut usai Ramadhan nanti bahkan lebih baik lagi.

Intinya jadikan setiap detik atau waktu menjadi bernilai ibadah. Bulan ini Allah SWT membuka lebar-lebar kebaikan dengan pahala berlipat ganda maka dari itu kemurahan Allah tersebut harus kita manfaatkan secara maksimal.  Jangan sia-siakan dengan amal atau perbuatan yang tidak berguna,manfaatkan sebaik mungkin karena bisa jadi ini Ramadhan kita yang terakhir. Semangat ini harus tetap kita gelorakan agar kita bisa maksimal dalam beribadah.

Intisabi: Ada yang beranggapan Ramadhan bulan boros,dimana harga-harga naik sementara konsumsi juga naik?.

H.Iding: Ya tidak kita pungkiri biasanya menjelang Ramadhan dan Idul Fitri hampir semua harga barang naik termasuk sembako. Namun sebenarnya yang perlu dipahami adalah bahwa yang istimewa di bulan Ramadhan itu adalah ibadah kita, dimana Allah “mengobral “ pahala berlipat ganda bahkan ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Sering kali kita masih terjebak dengan pola konsumerisme yang tinggi di bulan Ramadhan. Sering kali masalah makanan menjadi istimewa sementara ibadahnya malah menurun.

Ini jelas salah,soal hidangan berbuka puasa atau makanan selama Ramadhan cukup biasa saja atau sederhana tidak perlu memaksakan diri untuk mengadakan jika memang tidak ada. Belum lagi menjelang Idul Fitri yang kadang harus disertai baju baru. Ada lagi kebiasaan selama Ramadhan yakni bunyi petasan.Padahal ini tidak ada tuntunannya bahkan bisa haram karena bisa mengganggu orang lain dan mencelakai diri sendiri maupun orang lain.

Jadi ini mungkin yang dikatakan bulan boros,membeli sesuatu yang tidak ada manfaatnya. Saya pribadi menghimbau kepada warga PUI khususnya dan umumnya umat Islam untuk tidak melakuan perbuatan yang sia-sia. Ini memang tugas kita semua untuk memahamkan kepada umat. Setiap memasuki Ramadhan kita harus azzam atau tekad bahwa ibadah kita harus meningkat dari tahun sebelumnya dari segi kualitas sehingga predikat orang-orang atau hamba yang mutaqin bisa kita raih.

Intisabi: Tahun ini 2014 disebut  “Tahun Politik” dimana bulan April lalu kita telah melaksanakan Pemilu Legislatif  dan Juli ini kita akan memilih Presiden dan Wakil Presiden, tidak sedikit umat Islam yang terjebak dalam perbedaan,persaingan hingga perpecahan. Bagaimana Ramadhan menjadi momentum ukhuwwah dan silaturrahim?

H.Iding: Bisa disebut begitu,namun kita harus bersyukur bahwa pemilu legislatif telah berjalan dengan lancar dan aman serta damai.Meski secara kualitasnya masih jauh dari harapan kita,mudah-mudahan Pemilu Presiden juga berlangsung demikian. Tidak bisa dipungkiri bahwa selama berlangsungnya pesta demokrasi  tersebut telah membuat ketegangan politik yang tinggi dimana terjadi perbedaan pilihan,beda parpol dan saluran aspirasi politik dikalangan umat Islam.Tentu ini sedikit banyak terkadang membuat hubungan antar umat Islam menjadi kurang harmonis.

Namun jauh-jauh hari PUI sudah menghimbau dan menekankan bahwa pesta itu sudah usai maka mari kita kembali ke rumah besar kita yakni PUI. Hilangkan dengki,benci atau amarah yang sebelumnya mungkin ada.Mari bangun persatuan dan kesatuan umat,saatnya kita kembali meneruskan perjuangan dalam barisan umat Islam yang rapi dan kokoh bukan lagi mempersoalkan pilihan dan parpol. Himbauan dan ajakan ini juga saya tujukan kepada seluruh umat Islam.

Janganlah hanya berbeda pilihan,berbeda parpol menjadi perpecahan umat Islam. Moment Ramadhan ini kita jadikan ajang saling memperbaiki diri,jalin silaturrahim,saling memaafkan dan membangun ukhuwwah sesama umat Islam. Kita telah diikat dengan tali yang kokoh yakni aqidah Islam harusnya ini kita pegang bersama. Hasil pemilu legislatif kemarin harus kita terima dengan sikap kesatria,bersikap ikhlas bagi yang tidak terpilih.Itulah ketentuan Allah yang terbaik bagi kita.

Begitu juga bagi caleg yang terpilih jangan sombong  dan bersikap arogan,seolah itu hasil jerih payahnya atau usaha kerasnya,padahal itu juga karunia Allah yang harus disyukuri sekaligus beristighfar. Lebih baik tetap bersikap tawadu,qonaah dan rendah hati serta merakyat,karena anda dipilih oleh rakyat.  Selain itu bagi caleg  yang terpilih kita doakan semoga amanah,jujur dan menyuarakan kebenaran serta memperjuangkan aspirasi masyarakat khususnya umat Islam.

Intisabi:Bagaimana seruan atau himbaun untuk Pemilu Presiden yang juga digelar di bulan Ramadhan?

H.Iding: Sebagaimana telah diketahui bersama sikap resmi PUI akan aspirasinya dalam mendukungan terhadap pasangan Capres-Cawapres 2014 ini sesuai dengan maklumat DPP yakni memilih nomor urut 1 pasangan H.Prabowo Subianto-H.Hatta Rajasa. Saya sendiri berharap warga PUI Jabar juga bisa sehati dan seaspirasi dengan DPP.

Kita berharap Pilpres yang dilaksanakan bertepan dengan bulan Ramadhan yang mulia ini bisa berpengaruh pada pemimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan. Dengan kemulian bulan Ramadhan ini semoga kita mempunyai pemimpin (presiden) yang amanah,jujur dan membela serta memperjuangkan kepentingan masyarakat khususnya umat Islam.

Seperti yang telah saya kemukakan dan juga oleh Ketua Umum DPP juga Ketua Dewan Syuro sebelumnya memang secara syariat Islam kedua Capres-Cawapres ini tidak ada yang ideal. Namun ijtihad kita mencari atau memilih calon pemimpin yang mudhorotnya lebih kecil. Karena memilih pemimpin itu wajib sementara calonnya hanya ada itu.

Untuk itu dengan kesucian bulan Ramadhan ini kita berdoa dan mohon bantuan kepada Allah agar memilihkan kita pemimpin yang amanah dan yang takut kepada Allah dan mau memperjuangan kepentingan umat dan kemulian Islam. Saya rasa ini kenginan yang wajar karena Indonesia mayoritas umat Islam dan secara otomastis mereka (capres) dipilih oleh  mayoritas umat Islam. Siapapun nanti yang terpilih,meskipun bukan pilihan  kita,tetap harus kita hormati dan kita dukung.

Sambil berharap dan terus diingatkan agar tetap amanah dan merealisasikan janji-janjinya selama kampanye. Nah bagi para pendukung juga tidak perlu melakukan euphoria yang berlebihan dalam merayakan kemenangan.Tidak perlu larut dan terbuai dengan kemenangan atas pasangan Capres-Cawapres yang didukung.Pada hakekatnya yang menang adalah rakyat,sementra Presiden dan Wakil Presiden tidak bisa di klaim milik partai atau segolongan orang.

Pendukung yang kalah atau tidak terpilih juga tidak perlu larut dalam kesedihan,harus diterima dengan lapang dada dengan jiwa ikhlas.Semua sudah ada dalam ketentuan Allah,kita hanya dituntut untuk ikhtiar saja.Antar pendukung juga tidak perlu saling dendam atau bermusuhan yang berlarut.Pilpres bukanlah arena peperangan,meski sebelumnya ada persaingan dalam mencari yang terbaik.

Harus diingat adalah bahwa jutaan antar pendukung tersebut adalah umat Islam yang sebelumnya mungkin beda pilihan. Sekali lagi jangan sampai perbedaan itu menjadi perpecahan. Setelah Pilpres selesai sebaiknya kembali ke pangkuan umat Islam untuk membangun ukhuwwah dan bersinergi untuk kemajuan bangsa,Negara dan umat Islam.

Sekali lagi ajakan saya khusus warga PUI dan umumnya umat Islam sekalian, jangan nodai bulan Ramadhan yang mulia ini dengan amalan yang sia-sia termasuk saat pelaksanaan Pilpres. Sesuai dengan isi Maklumat DPP PUI bahwa pada akhirnya,saat Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2014-2019 telah terpilih,siapa pun dia,kemudian dilantik,marilah kita memberikan dukungan dan loyalitas kita kepadanya. Segala perbedaan pendapat dan pilihan politik hendaknya dihentikan seketika.

Kita pun hendaknya tetap selalu menjaga ukhuwah dalam perbedaan demi persatuan ummat dan bangsa. Sebab,pada hakekatnya kita adalah bagian tak terpisahkan dari bangsa kita yang satu sama lain terikat oleh tali persaudaraan,persatuan dan kesamaan harapan dan cita-cita: baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur,izzul Islam wal muslimin. [Im@n]

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *