Pengertian Takdir: Iman Lintas Agama dan Kepercayaan Universal

Iman Lintas Agama dan Kepercayaan Universal

Oleh Muhammad Dharmawan

Selama ini ada 3 (tiga) faham yang diadopsi mayoritas manusia tentang iman terhadap Taqdir yaitu:

1. Qadariyah (Free will) keyakinan bahwa manusialah menentukan semuanya dan mereka harus berusaha semaksimal mungkin bagi dirinya sendiri dan tidak ada campur tangan dari Pencipta itu.(bebas memilih)

2.Jabariyah ( Fatalistis) meyakini bahwa Pencipta itu yang sudah mengatur dan menentukan segala-galanya bagi manusia dan manusia tidak punya pilihan sama sekali dan hanya menjalankannya

3.Asy’ariyah (moderat, Ahlul sunnah waljamaah) adalah ditengah-tengahnya yaitu meyakini bahwa sebahagian sudah ditentukan Pencipta itu & sebagiannya dipilih dan ditentukan oleh manusia itu sendiri tanpa ditentukan oleh Pencipta itu.

Penganut faham Qadariyah ada yang meyakini bahwa Pencipta itu tidak karena semua ini ada dengan sendirinya, dan penganut faham ini tidak mengenal apalagi untuk bersyukur kepada Pencipta itu jika mereka berhasil atau sukses sebab itu bisa karena usaha2 atau perjuangan mereka sendiri, dan mereka akan putus asa, menyesal, berkeluhkesah, berduka cita jika jika mereka gagal, menderita atau ditimpa musibah.

Jabariyah terkesan seakan-akan mereka dalam menjalani hidupnya kurang motivasi dan daya juang/ambisi untuk meraih kesuksesan, kejayaan maupun dalam menolak kemudharatan.

Penganut faham Asy’ariyah umumnya imannya naik turun. Disaat sukses atau berhasil itu sebab karena usaha-usaha mereka sehingga tidak atau kurang bersyukur. Tetapi jika gagal, menderita dan tidak mampu lagi , mereka putus asa, berkeluh kesah atau itu baru mereka sebut sudah

Taqdir dari Pencipta itu.

Sekarang ada faham ke 4: (faham baru thn 2015) yaitu “Al Qur’aniyah”:

Penganut faham ini dalam menjalani hidupnya sehari yaitu secara akal dan fisik mereka seakan-akan seperti faham Qadariyah. “dengan tetap meyakini keberadaan Pencipta itu” Namun didalam hati, ilmu dan iman mereka senatiasa seperti paham Jabariah! Jadi dalam kondisi apapun mereka tetap berusaha, energik, tetap syukur dan sabar kepada Pencipta itu, tidak putus asa, tetap tawakkal “berserah diri” dll.

Maka yang manakah diantara ini pilihan- pilihan diatas ini yang pernah saudara yakini dan sekarang yang lebih saudara imani dan yakini?
Selanjutnya Insya Allah, saya akan sampaikan secara instant ilmu atau keimanan dalam mengenal Pencipta itu lebih dekat dan lebih dalam lagi yaitu ilmu “makrifatullah” agar saudara dapat mengerti dan bisa merasa lebih dekat dekat dengan Pencipta itu dan mnyaksikan Kuasa-kuasaNya Yang Teramat Menakjubkan dan tak terbayangkan.

Dengan perumpamaan peragaan yaitu:
Ambilah sebuah pena dan buku tulis, lalu tulislah dibuku itu, semua pikiran-pikiran yang pernah terlintas di otak saudara, semua kata-kata hati yang pernah terbersit dihati saudara juga segala perasaan-perasaaa yang pernah saudara rasakan, serta segala gerak- gerik yang sengaja atau tidak sengaja yang saudara lakukan, sejak 1 (satu) Jam yang lalu dan tulislah secara rinci, berurut, mendetail, jangan ada yang terlupa sedikitpun! Jawabnya tentu: ‘Tidak bisa! Banyak yang lupa! Jika itu jawabannya, Lalu sekarang Coba tulis lagi, Apa-apa yang pasti akan bakal terpikir, perasaan-perasaan yang pasti akan dirasakan, kata-kata yang akan terbersit dihati atau gerakan-gerakan yang sengaja atau tidak sengaja yang pasti akan kita buat 1 jam kedepan? Jawabnya: Mustahil, Belum tau karena belum terjadi!

Lalu, Adakah manusia/mahkluk yang tau itu semua, baik semua yang telah atau semua yang akan terjadi secara pasti terhadapad dirinya? Jawabnya: Tidak ada! Jadi siapa yang tau itu semua pada seluruh mahkluk? Jawabnya hanya Allah Pencipta itu saja yang tau pasti!

Nah, ketahuilah, Jika hanya Allah saja yang tau pasti secara detail semua pikiran-pikiran, perasan-perasaan, kata-kata hati serta semua gerak-gerik saudara baik semua yang pernah terjadi pada saudara maupun yang pasti akan terjadi pada diri saudara kedepan, nah,,, Bisakah saudara “Pikirkan” dan “Rasakan” betapa dekatnya Allah Pencipta itu kepada diri pribadi saudara sekarang? Apa lagi yang bisa saudara sembunyikan dariNya, Apa yang dapat kita sombongkan dan bangga-banggakan dihadapanNya?

Inilah maksudnya ayat QS 2:16 Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, dst.

QS: Allah lebih dekat kepada ciptaanNya dari pada urat leher mereka sendiri! dan

Dialah Allah, Al-Awwal (Yang Pertama) dan Al-Akhir (Yang Akhir), Azh-Zhahir (Yang paling atas/zhahir) dan Al-Bathin (Yang paling bathin). Dan Dia ‘Aliim (Maha mengetahui) terhadap segala sesuatu. [Al-Hadid : 3]

QS: Kursi Allah = Kuasa, Kendali, Wewenang, Pengaturan, Penentuan, Pemeliharaan, dll ” Allah meliputi langit dan bumi.

Ayat QS 2:255 Allah, tidak ada Yang Kuasa selain Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at/pertolongan di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi( Kuasa, Kendali, wewenang, Pengaturan, Pemeliharaan,) Allah “meliputi” langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.

Ilmu/ pemahaman serta ” Perasaan” (Rasa kedekatan) itulah yang dirasakan Nabi Isa as sehingga dia Tidak akan, Tidak berani, Tidak kuasa menganggap bahwa Allah SWT Pencipta, Pemelihara dan Pelebur langit dan bumi ini sebagai Bapaknya, dan itulah Imannya para Nabi.

Terasa dekatnya dengan Allah itu “seakan-akan” seperti menyatu kepada semua mahlukNya namun Allah SWT berada jauh tidak terhingga, inilah Iman level 9 jika naik lagi kelevel 10 maka saudara akan “mengaku-ngaku” sebagai Allah atau Allah berada dihati atau diri saudara atau berada disetiap makhluk.

Kalau anda turun maka anda akan berbangga” ini karna usahaku, dll” Padahal betapa lemah dan tak berdayanya kita, betapa butuhnya kita kepada Pencipta itu, setiap saat dan selama2nya, bahkan kita tidak tau apa yang akan terjadi pada kita esok.

Ketahuilah Allah SWT yang kita yakini, ke-Ahad-anNya, ke-Tunggal-anNya, ke Maha Kuasa-anNya yang kita Imani, Sembah dan puja puji dan diharap- harap pertolongan dan KasihSayangNya adalah Allah Pencipta, Allah Yang Pengasih, bukan Allah yang Lemah dan Peminta2 sehingga Dia perlu dikasihi! Teramat Suci Dia dari apa yang dipikirkan dan direka-reka manusia tentangNya, Suci Tiada Tara!

Kalaulah kita disuruh mencintaiNya melebihi dari siapa dan apapun itu semata untuk kepentingan kita agar tidak kehilangan arah dan tujuan dari diciptakanNya kita dimuka bumi ini. dan akhirnya mencintai sangat dunia dan segala yang kita miliki dan senangi, yang akan menjerat dan mengikat pikiran dan hati kita, yang mana semua pasti akan kita tinggalkan atau meninggalkan kita, suka atau tidak suka selanjutnya kita akan akan kembali kepada Allah Pencipta yang kita cintai itu yang kelak Dia akan memberikan apa saja yang kita ingini. Sebab Dialah Pencipta (Khalik) Pemilik/Tuan (Rabb) dan Raja (Malik) dan Penguasa (Ilahi) manusia dan segala sesuatunya.

Akhirnya wasiatku kepada sesama hamba Allah SWT, Cintailah Allah dengan segenap jiwa ragamu melebihi dari siapapun dan apapun serta Kasihsayangilah sesamamu karena Allah sebagaimana kamu ingin dikasihsayangi.

Sesungguhnya ketika kita berdoa dalam Alfatihah yaitu: Tunjukilah “kami” kejalan yang lurus, dst maksud dari kata “kami” itu bukanlah hanya bermaksud untuk diri pribadi, keluarga, jamaah shalat atau doa atau kaum muslimin. Tetapi untuk seluruh umat manusia yang “hidup” saat ini dan yang akan lahir bahkan bangsa jin. agar semua dapat menjalani hidup dengan benar dan baik. Tetapi kalau untuk orang yang sudah mati apa gunanya lagi petunjuk itu bagi mereka?

Diharapkan Iman dan Ibadah-ibadah dan Amal shaleh yang kita kerjakan karena Allah akan membuahkan Keteguhan, Akhlak yang mulia dan Mengasihsayang sesama dengan tulus karena Allah. sebagai Visi Misi Islam sebagai Agama yang Benar dan menjadi Rahmatan lil Alamin!

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *