Oleh: Dr. Egi Sopian Oleh: Egi Sopian. (Ketua Biro Dakwah DPW PUI Jawa Barat)
Hakikat Dajjal memang belum turun ke bumi, meski tak ada yang tahu pasti kapan hari itu datang. Namun, secara substansial bawa ia merupakan sebuah pemikiran yang semakin mengesampingkan ajaran agama atau hawa nafsu manusia untuk memperhambakan diri kepada akal yang melumpuhkan fitrah batiniah sehingga tidak lagi sensitif terhadap hati nuraninya.
Pelarangan kaset pengajian karena dianggap “polusi suara”, penerbitan perpu ormas dengan tuduhan anti pancasila dan ideologi garis keras, memisahkan agama dari politik untuk menghindari gesekan antar umat, pelarangan jilbab tapi pakai tank top tidak diurusi, undang-undang anti teroris digunakan untuk memberangus aktifis Islam, menginteli khuthbah jum’at dan ceramah masjid, kritikan dicap sebagai pengganggu stabilitas, menuntut keadilan malah dituding makar, kecurangan dianggap hal yang wajar bahkan dibela membabi buta, kriminalisasi para ulama dibiarkan begitu saja, dst.
Anehnya lagi, mereka merasa betah ketika kaum dhu’afa diinjak martabatnya, dilemparkan harga dirinya bagaikan sampah, pemerkosaan hak asasi individu boleh dilegalisasi sepanjang untuk melindungi kepentingan status quo Dajjal. Pada akhirnya, pemburuan terhadap duniawi mengakibatkan keserakahan yang ditampilkan dengan ambisi kekuasaan (monopoli) dan lupa akan kemuliaan dirinya sendiri. Padahal Allah telah memberi peringatan,
ولقد كرمنا بنى آدم.
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah muliakan anak cucu Adam” (QS. Al-Isra [17]: 70).
Masyarakat Dajjal tidak mungkin mengenal istilah qalbun salim dikarenakan mereka hanya berpandu kepada akal yang menuntut prestasi dan prestise, sementara hawa nafsu dipacu terus untuk menuntut kenikmatan dan kesenangan materi sebagai tujuan utama dalam hidup.
Sejatinya, dunia adalah persinggahan sesaat dan tempat bercocok tanam amal shaleh, sedangkan akhirat adalah kekal dan tempat menuai hasilnya.
وما الحياة الدنيا إلا لعب ولهو وللدار الأخرة خير للذين يتقون أفلا تعقلون.
Artinya: “Dan tidaklah kehidupan dunia melainkan hanya permainan dan senda gurau belaka. Sesungguhnya akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS. Al-An’am [6]: 32).
“Ya Allah, janganlah Engkau palingkan hati kami kepada dunia secara berlebihan, tetapkanlah hati kami dalam keimanan kepada-Mu dan jadikanlah akhirat sebagai tujuan kehidupan ini”, aamiina🤲
– والله أعلم بالصواب –
(Zoom Adhie)