Intisab PUI(1)Berbagai teori sosial atau ajaran agama digunakan oleh umat manusia baik selaku pribadi atau anggota masyarakat sebagai landasan dalam pergaulannya di muka bumi ini. Bermacam-macam ideologi atau faham pun digunakan oleh bangsa-bangsa sebagai asas perjuangan dan amal usahanya.

Dalam luasnya ajaran Islam, dapat ditemukan berbagai persoalan, baik sosial, ekonomi, politik, budaya atau segala aspek yang ada hubungannya dengan segala aspek hidup dan kehidupan manusia. Juga dapat ditemukan sistem yang dapat digunakan dan dapat mengangkat nilai-nilai kehi¬dupan pribadi dan masyarakat manusia ke atas martabat kesempumaannya.

Dengan dasar inilah jama’ah Persatuan Ummat Islam (PUI) mengikrarkan dasar perjuangannya yang kokoh dan kuat serta meliputi segala persyaratan keamanan dan ketentraman jasmani-rohani, untuk mencari jalan perbaikan pribadi dan masyarakat, berdasarkan musyawarah atau kelapangan dan sesuai dengan syari’at Islam.

Dengan mempergunakan asas Islam, dapatlah diwujudkan tali yang menghubungkan antara diri dan amal insan dengan Tuhannya. Yaitu Tuhan yang menjadi awal permulaan segala sesuatu dan akhir kesudahan serta tempat kembali segala sesuatu. Dengan memenuhi cara bekerja dan beramal menurut syari’at Islam, amal perbuatan manusia dapat dipelihara dari kekosongan akibat-akibat hasil kesudahannya, dari kesalahan permulaan (dalam niat dan cita-cita) atau dari sebab lain yang membelokkan amal perjuangan ke jalan yang sesat dan keliru.

Dengan mengambil asas Islam dapatlah dibentangkan luasnya amal usaha PUI seluas lapangan yang dicampuri ajaran Islam, mulai dari kepercayaan, amal, dan ubudiyah sampai kepada segala aspek pergaulan hidup manusia (mu’amalah) di muka bumi ini.

Berdasarkan pada asas Islam tersebut, PUI menyusun suatu program kerja organisasi yang disebut dengan إِصْلاَحُ الثَّمَانِيَّةِ (delapan perbaikan/reformasi), yaitu:

1. إصلاح العقيدة (perbaikan aqidah/keyakinan)
Bagi manusia yang hidup di alam modern ini, perbaikan aqidah perlu diintensifkan. Karena dunia sekarang sudah banyak diisi macam-macam aliran/kepercayaan yang tersebar di tengah-tengah masyarakat yang mengakibatkan mudah goyahnya iman seseorang. Selain itu, i’tikad manusia hanya dapat ditumbuhkan dengan penerangan-penerangan yang jelas dan indoktrinasi-indoktrinasi yang praktis dan praktik kerja yang nyata serta dapat dijalankan oleh mereka.

2. إصلاح العبادة (perbaikan ibadat)
Perbaikan ibadah bagi seseorang yang menganut agama, terutama penganut agama Islam, dan merupakan mu’amalah ma’al khaliq harus benar-benar diamalkan sesuai dengan tata cara yang dicontohkan Rasulullah Saw. Sedangkan mu’amalah ma’a al-khalqi memerlukan tema-tema yang sesuai dengan panggilan jaman.

3. إصلاح العادة (perbaikan adat istiadat/kebiasaan)
Adat kebiasaan manusia tergantung kepada lingkungannya. Kebanyakan manusia mengikuti jejak langkah yang diwariskan oleh nenek moyangnya. Karena melekatnya adat kebiasaan tersebut sehingga menjadi kepercayaan. Bagi adat istiadat yang baik, yang dilihat dari kesopanan dan pergaulan hidup, Islam membenarkannya bahkan menyuburkannya. Islam hanya akan melenyapkan adat kebiasaan yang tidak sesuai dengan perikemanusiaan. Jadi yang harus dijaga oleh warga PUI ialah adat kebiasaan yang sesuai dengan alam Indonesia dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul.

4. إِصْلاَحُ الْعَئِلَةِ (perbaikan kekeluargaan)
Yang dimaksud adalah memperbaiki kehidupan dalam keluarga dengan dilandasi iman dan takwa kepada Allah SWT. Islam menganjurkan agar “si kuat” mengulurkan tangannya dan memberikan sebagian hartanya kepada “si lemah”. Karenanya si lemah akan merasa bersyukur dengan adanya si kuat. Kekeluargaan akan membawa kita semua pada gotong royong. Kekeluargaan macam itulah yang dikehendaki/diusahakan oleh PUI.

5. إِصْلاَحُ التَرْبِيَّةِ (perbaikan pendidikan)
Setiap manusia, baik disadari atau tidak disadari, membutuhkan pendidikan. Dengan pendidikan, manusia akan bertambah ilmu pengetahuannya. Setiap betambah ilmu pengetahuannya, kreatifitas dan pekerjaannya akan menghasilkan kemaslahatan, kemanfaatan atau kemadlaratan masyarakat. PUI menyelenggarakan pendidikan yang dilandasi oleh iman dan percaya akan adanya Tuhan yang Maha Kuasa (Allah).

6. إِصْلاَحُ الامَّةِ (perbaikan hubungan ummat)
PUI mengupayakan untuk menuju umat yang rukun dan damai diliputi oleh suasana persaudaraan dan dihiasi oleh ampunan Ilahi.

7. إِصْلاَحُ الْمُجْتَمَع (perbaikan sosial dan semangat tolong menolong)
Semangat tolong menolong yang dimaksud adalah semangat tolong menolong dalam kebaikan dan takwa, bukannya tolong menolong dalam dosa dan permusuhan, sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-Maidah ayat 2: “Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”

8. إِصْلاَح الإِقْتِصَادِ (perbaikan ekonomi)
PUI senantiasa berupaya untuk melakukan perbaikan ekonomi masyarakat, khususnya warganya, sehingga mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan yang diridlai Allah S.w.t.

Pelaksanaan kedelapan program tersebut haruslah dilandasi oleh suatu doktrin yang di lingkungan PUI disebut INTISAB. Kata intisab berasal dari bahasa Arab إِنْتِسَابٌ, yang artinya satu keturunan atau hubungan. Dengan Intisab diharapkan adanya hubungan kasih sayang antara warga PUI dengan Allah dan hubungan yang harmonis antara sesama anggota PUI.

Intisab merupakan pedoman hidup bagi PUI. Intisab itu sendiri harus dibaca dan diresapkan maknanya oleh setiap warga PUI apabila ia akan mengerjakan sesuatu pekerjaan atau beramal, baik itu rapat, musyawarah, apel atau sebelum anak-anak di sekolah memulai pelajarannya.

Kalimat Intisab tersebut berbunyi sebagai berikut :

بســــــــــم الله الرّحمن الرّحيم
أَشْهَدُ أَن لاَإِلَهَ إِلاالله, وَأَشْهَدُ أَن مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ الله, اللهُ غَايَتُنَا, وَالإِخْلاَصُ مَبْدَؤُنَا, وَالإِصْلاَحُ سَبِيْلُنَا, وَالْمَحَبَّةُ شِعَارُنَا. نُعَاهِدُاللهَ عَلَى الصِدْقِ, وَالإِخْلاَصِ, وَالْيَقِيْنِ, وَطَلَبِ رِضَى اللهُ فِي الْعَمَلِ بَيْنَ عِبَادِهِ بِتَوَكُّلِ عَلَيْهِ.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ إِلاَبِاللهِ الْعَلِي الْعَظِيْمِ. اللهُ أَكْبَرُ.

Artinya:
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah.
Allah adalah tujuan pengabdian kami
Ikhlas adalah dasar pengabdian kami
Ishlah adalah jalan pengabdian kami
Kasih sayang adalah syiar pengabdian kami
Kami berjanji kepada-Mu Ya Allah (melaksanakan) kebenaran, keikhlasan, keyakinan, dan (berjanji) mencari keridhaan Allah dengan beramal di kalangan hamba-hamba Mu dan dengan berserah diri kepada-Mu Ya Allah.
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Pemurah.
Dengan nama Allah, tiada daya dan tiada kekuatan kecuali karena Allah Yang Maha Mulia. Allah Maha Besar.

Intisab ini merupakan doktrin PUI dan landasan beramal warga PUI dalam mencapai tujuan yang suci, yakni mardhatillah. Setiap warga/anggota PUI dalam mengamalkan segala sesuatu haruslah berdasarkan kepada isi dan jiwa Intisab tersebut. Sehingga dapat dikatakan segala amal perbuatan warga PUI mempunyai landasan idiil: Intisab; landasan konstitusional: Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART); dan landasan operasional: ketetapan-ketetapan/keputusan-keputusan Muktamar, Konferensi, Musyawarah dan sebagainya.

Jiwa dari Intisab ini disebut juga “Catur Eka Sakti,” yakni:
1. Pengabdian kepada Allah SWT;
2. Ikhlas (tanpa pamrih);
3. Ishlah (kebenaran dan kebijaksanaan); dan
4. Kasih sayang.

(zoom/intisabi/pui.or.id/puijabar.org).*

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *