foto by google

Al-Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah Rahimahullah berkata:

الرجل: هو الذي يخاف موت قلبه، لا موت بدنه، إذ أكثر هؤلاء الخلق يخافون موت أبدانهم، ولا يبالون بموت قلوبهم.

“Seorang laki-laki (yang sejati) itu adalah yang merasa takut akan kematian hatinya, dan tidak merasa takut akan kematian badannya. (Hal itu karena) mengingat bahwa kebanyakan orang justru takut dengan kematian badan mereka, tetapi tidak peduli dengan kematian hati-hati mereka.” (Madarijus Salikin 3/248)
Al-Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah juga menjelaskan dalam kitab yang lainnya, tentang bagaimana ciri-ciri atau tanda-tanda hati yang mati itu. Ringkasnya adalah sebagai berikut: “Hati yang mati adalah lawan dari hati yang hidup. Hati yang mati adalah hati yang tidak ada kehidupan di dalamnya. Hati seperti ini tidak mengenal Rabb-Nya, tidak menyembah-Nya dengan menjalankan perintah-Nya sesuai yang Dia cintai dan Dia ridhai.
Hati seperti ini, hanya mau menuruti syahwat dan keinginannya, walau sampai membuat Allah murka dan marah. Ia tidak mau tahu, apakah Rabbnya peduli ataukah tidak. Hakekatnya, dia beribadah kepada selain Allah, dalam hal cinta, takut, harap, ridha, murka, pengagungan dan penghinaan diri.
Jika dia mau mencinta, maka hal itu hanya karena hawa nafsunya semata, (bukan karena Allah). Begitu pula dalam hal membenci, maka ia membenci karena hawa nafsunya (bukan karena Allah). Sama halnya dengan dia memberi atau menolak, itu pun karena hawa nafsunya. Hawa nafsunya lebih dia cintai dari pada meraih ridha Allah. (Hati seperti ini), maka hawa nafsu, syahwat dan kebodohan adalah imamnya. Kemaksiatan dan dosa-dosa adalah kendaraannya.
Hati yang mati ini adalah hati yang tidak mau menerima kebenaran (dan juga tidak mau patuh kepada kebenaran). Berbeda dengan hati yang sehat, yang mengerti kebenaran, lalu dia patuh dan menerima akan kebenaran.” (Lihat Ighatsatul Lahfan hal. 44, 46)/(Zoom)

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *