Oleh: Syamsi Akbar Aflah (Ketua DPD PUI Kab. Bogor)
Menjadi orang Shalih itu mudah, namun menjaga kesholihan dan istiqamah dalam keshalihan sangat tidak mudah. Itu semua sangat penting untuk diperjuangkan setiap saat agar selamat dunia akhirat. Dan ternyata ada yang jauh lebih penting dari itu semua, yaitu menjadi seorang muslih yang senantiasa menjaga keshalihan dirinya, keluarganya, lingkungan dan teman-temannya.
Apa bedanya Orang Baik (Sholih) dan Penyeru Kebaikan (Muslih)
Orang Baik, melakukan kebaikan utk dirinya..
Penyeru Kebaikan, mengerjakan kebaikan utk dirinya dan menyeru orang lain untuk mengerjakan kebaikan.
Orang Baik, dicintai manusia..
Penyeru Kebaikan dimusuhi manusia..
Rasul SAW Tercinta sebelum diutus, dicintai oleh kaumnya karena Beliau adalah Orang Baik. Namun ketika Alloh ta’ala mengutusnya sebagai Penyeru Kebaikan, kaumnya langsung memusuhinya dengan menggelarinya Tukang sihir, Pendusta, Gila, dan lain sebagainya.
Itulah sebabnya kenapa Luqman menasihati anaknya agar BERSABAR ketika melakukan perbaikan, karena dia pasti akan menghadapi permusuhan.
Hai anakku tegakkan shalat, perintahkan kebaikan, laranglah kemungkaran, dan bersabarlah atas apa yang menimpamu.
Berkata ahli ilmu:
Satu Penyeru Kebaikan lebih dicintai Allah daripada ribuan orang baik. Karena melalui Penyeru Kebaikan itulah Alloh jaga umat ini.
Sedang Orang Baik hanya cukup menjaga dirinya sendiri.
Allah Azza wa Jalla berfirman:
“Dan tidaklah Rabbmu membinasakan satu negeri dengan dholim padahal penduduknya adalah Penyeru kebaikan”.
Maka jadilah PENYERU KEBAIKAN, jangan merasa puas hanya menjadi ORANG BAIK saja.
Ya Allah jadikanlah aku dan seluruh keluargaku serta teman-temanku semua termasuk para penyeru kebaikan sebagai hamba-hambaMU yang shalih dan menshalihkan orang lain. (GWA/ Zoom)