Jangan Menunda-nunda Sedekah
Ilustrasi by Google

Oleh  Umi Kulsum (Sekretaris DPW Wanita PUI Jawa Barat)

Allaahumma shalli alaa Muhammad wa’alaa Muhammad.

Berbuat baik janganlah ditunda-tunda, begitupun sedekah jangan di tahan lebih lama segera keluarkan agar Allah cepat membalasNya. Waktu begitu cepat berlalu tidak terasa sudah ketemu dengan hari Jumat lagi, Jumat terakhir di bulan Pebruari.
Jangan menunda-nunda sedekah jika hati sudah ingin mengeluarkan sebagian rizki, karena syetan selalu membisik-bisikan ke dalam dada setiap manusia, agar tidak jadi sedekahnya. Pastikan kita bersedekah, pastikan kita mengeluarkan sebagian rizkinya baik dalam keadaan lapang atau sempit dan mumpung kita sehat, dalam keterangan ketika kita sehat, maka cenderung kita untuk berlaku pelit. Sehingga dalam keadaan sehat dan pelit, sulit sekali untuk bersedekah.
Padahal sedekah ketika pelit dan sehat adalah sebaik-baiknya sedekah, kemudian jika sudah bulat hati ingin bersedekah maka jangan menunda-nunda sedekahnya, berdasarkan Hadits Rasul SAW. Dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa ada seseorang yang menemui Nabi SAW lalu ia berkata,
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الصَّدَقَةِ أَعْظَمُ أَجْرًا قَالَ « أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ ، تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا ، وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ »
“Wahai Rasulullah, sedekah yang mana yang lebih besar pahalanya? Beliau menjawab, Engkau bersedekah pada saat kamu masih sehat, saat kamu takut menjadi fakir, dan saat kamu berangan-angan menjadi kaya. Dan janganlah engkau menunda-nunda sedekah itu, hingga apabila nyawa telah sampai di tenggorokan, kita baru berkata, untuk si fulan sekian dan untuk fulan sekian, dan harta itu sudah menjadi hak si fulan (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari)
Yang dimaksud keadaan sehat di sini adalah dalam keadaan tidak tertimpa sakit. Adapun pelit yang dimaksud adalah pelit ditambah punya rasa tamak. Imam Nawawi RA. mengatakan bahwa orang pelit itu ketika dalam keadaan sehat. Jika ia berbaik hati bersedekah dalam keadaan sehat seperti itu, maka terbuktilah akan benarnya niatnya dan besarnya pahala yang diperoleh. Hal ini berbeda  dengan orang yang bersedekah saat menjelang akhir hayat atau sudah tidak ada harapan lagi untuk  hidup, maka sedekah ketika itu masih terasa kurang berbeda halnya ketika sehat. Ibnul Munir menyampaikan bahwa hadits yang dibawakan oleh Imam Bukhari sebelum hadits di atas menunjukan larangan menunda-nunda untuk berinfak atau sedekah dan supaya menjauhi panjang angan-angan. Juga di dalamnya diajarkan supaya bersegera dalam sedekah, jangan suka menunda-nunda. Dinukil dari Fathul Bari, 3: 285.
Segeralah belanjakan hartanya di jalan Alloh sebelum pintu sedekah di tutup yaitu kematian.
 Firman Allah,
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami  anugerahkan kepadamu sebelum datang kematian”. (QS. Al Munafiqun: 10).
Akan datang juga hari dimana semua jual beli di hapus.
Dan firman Allah,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ
“Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah di jalan Allah sebagian dari rezki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli”. (QS. Al Baqarah: 254).
Ibnu Hajar RA. berkata, ayat di atas mendorong supaya setiap orang berjuang melawan hawa nafsunya untuk mengeluarkan hartanya di jalan Allah, padahal ada sifat pelit dan tamak yang menghalangi. Ini yang menunjukan bahwa sedekahnya benar-benar ikhkas karena Allah atau benar-benar  jujur dan kuatnya semangat orang yang melakukanya (Fathul Bari,3: 285).
Semoga sedekah yang di keluarkan hari ini Allah ganti dengan pahala yang berlipat-lipat. (Zoom)

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *