KEHARUSAN TOBAT DAN KEUTAMAANNYA
ilustrasi bg google

Oleh: H. Eka Hardiana

Tobat dalam Alquran

Tobat mendapat porsi perhatian yang sangat besar dalam Alquran, sebagaimana yang tertuang di berbagai ayat dari surat Makiyyah maupun Madaniyah, yang akan kita kupas pada tempatnya masing-masing dalam buku ini. 

Diantaranya yang paling jelas dan nyata adalah ,

يٰۤاَ يُّهَاالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا تُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ تَوْبَةً نَّصُوْحًا ۗ عَسٰى رَبُّكُمْ اَنْ يُّكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّاٰتِكُمْ وَيُدْخِلَـكُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَ نْهٰرُ ۙ يَوْمَ لَا يُخْزِى اللّٰهُ النَّبِيَّ وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مَعَهٗ ۚ نُوْرُهُمْ يَسْعٰى بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَبِاَيْمَانِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَاۤ اَتْمِمْ لَـنَا نُوْرَنَا وَاغْفِرْ لَـنَا ۚ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ 

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengannya; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami; sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
(QS. At-Tahrim [66]: Ayat 8)

Ini sekaligus merupakan seruan Ilahy terakhir di dalam Alquran yang ditujukan kepada orang-orang Mukmin. Dia memerintahkan agar mereka bertobat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan semurni-murninya, tulus dan benar.

Dasar hukum perintah Allah yang termuat di dalam Alquran menunjukkan kepada wajib, selagi tidak ada hal-hal yang mengalihkannya dari dasar ini. Sementara dalam masalah ini tidak ada yang mengalihkannya. Yang demikian ini diharapkan agar mereka mengharapkan dua tujuan yang fundamental, yang setiap orang Mukmin berusaha untuk meraihnya, yaitu:
1. Penghapusan kesalahan-kesalahan
2. Masuk ke surga 

Setiap orang Mukmin juga sangat memerlukan dua perkara ini, yaitu pengampunan dosa  dan penghapusan kesalahan. Sebab tidak ada seorang pun yang terlepas dari dosa dan kesalahan, selaras dengan konstruksi kemanusiannya, yang di dalam dirinya terkandung dua unsur yang saling berbeda. Unsur tanah bumi dan unsur ruh langit. Yang satu membelenggu untuk dibawa ke bawah, dan satunya lagi melepaskannya untuk dibawa ke atas. Yang pertama memungkinkan untuk menurunkannya ke kubangan binatang atau bahkan lebih sesat lagi jalannya, sedangkan yang kedua memungkinkan untuk mengangkatnya ke ufuk alam malaikat atau bahkan lebih baik lagi. Karena itu setiap manusia mempunyai peluang untuk melakukan keburukan dan berbuat dosa. Maka dia sangat membutuhkan taubatan nasuhan (tobat semurni-murninya), agar kesalahan-kesalahan yang telah dilakukannya terhapuskan.

Tujuan lain adalah harapan untuk masuk surga. Lalu siapakah yang tidak merasa perlu untuk masuk surga? 

Pertanyaan yang paling memasygulkan setiap orang adalah nasib perjalanannya di hari kemudian, apakah dia akan selamat pada hari kiamat ataukah akan celaka?

Apakah dia beruntung dan berbahagia ataukah menyesal dan menderita?

Keselamatan, keberuntungan dan kebahagiaan ada di surga, sedangkan kecelakaan, penyesalan dan pembertiaan ada di neraka.

Firman Allah Ta’ala, 

فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَـنَّةَ فَقَدْ فَازَ  ۗ وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

“Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.”
(QS. Ali ‘Imran [3]: Ayat 185)

Ayat lain yang disebutkan dalam Alquran sehubungan dengan tobat ialah,

وَتُوْبُوْۤا اِلَى اللّٰهِ جَمِيْعًا اَيُّهَ الْمُؤْمِنُوْنَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

“Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
(QS. An-Nur 24: Ayat 31)

Di dalam ayat ini Allah memerintahkan agar semua orang Mukmin mau bertobat dan tidak ada pengecualian bagi siapa pun di antara mereka, seperti apa pun tingkat istiqamahnya, seperti apa pun derajatnya sebagai orang yang bertaqwa. Siapa pun perlu bertobat.

Di antara orang Mukmin ada yang bertobat dari dosa besar, karena dia merasa tersiksa dengan dosa yang dilakukannya dan dia bukan orang yang terlindung dari dosa (ma’shum). Di antara mereka ada yang bertobat dari dosa-dosa kecil yang diharamkan, dan jarang  sekali orang yang selamat dari dosa-dosa kecil ini. Di antara mereka ada yang bertobat dari syubhat. Sementara siapa yang menjauhi syubhat, berarti telah menyelamatkan agama dan kehormatan dirinya. Di antara mereka ada yang bertobat dari hal-hal yang dimakruhkan. Di antara mereka ada yang bertobat dari kelalaian yang selalu menghantui hati. Di antara mereka ada yang bertobat dari kondisinya yang senantiasa di bawah dan tidak pernah naik tingkatan yang lebih tinggi.

(Bersambung) 

Sumber:
Kitab At-Taubah IIallah, Dr. Yusuf Al-Qardhawy, Penerbit Maktabah Wahbiyah Cairo, cet 1 – 1998

Pamoyanan, 22 Sya’ban 1441 H / 16 April 2020 M (Zoom)

Written by puijabar

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *