|
ilustrasi by google |
Oleh: Umi Kulsum.M.Ag. (Sekretris DPW Wanita PUI Jawa Barat)
Allahumma shalli alaa Muhammad wa alaa aali Muhammad.
Hati ibarat cermin,jika cerminya bening maka wajah kita di cermin ikut bening, dan jika cermin itu kotor maka wajah kita dicermin kebawa kotor. Begitupula dengan hati jika hati kita bersih maka prilaku kita ikut kebawa bagus, dan jika hati kita busuk maka prilaku kita ikut kebawa busuk. Hati itu hidup maka hati bisa mengalami sakit dan membawa penyakit.
Penyakit hati adalah suatu kotoran yang ditimbulkan dalam hati kita seperti hasud, riya, sombong, angkuh, takabur, syirik, dendam, benci, marah, syum’ah, ingin dipuji, ingin dihormati, dzolim, syuudzon dan semua hati yang tidak ikhlas. Di antara tanda matinya hati adalah tidak adanya perasaan sedih jika tidak beramal sholeh, bahkan melewatkanya amal sholeh tersebut juga tidak adanya penyesalan atas pelanggaran yang dilakukanya.
Menurut Syekh Ibnu Atha’illah dalam Al-Hikam setidaknya terdapat 3 penyebab utama kenapa hati bisa mati. Penyebabnya diantaranya,yaitu;
- Terlalu cinta kepada dunia sehingga melupakan akhirat dan lalai akan datangnya akhirat juga malas dalam melakukan amal sholeh.
- Kurangnya kehati-hatian dalam melaksanakaan ibadah, ibadahnya tidak dengan ilmu dan kurangnya berdzikir untuk selalu mengingat dan bersyukur kepada Allah.
- Selalu menuruti hawa nafsu yang jelek. Kebawa bisikan syetan kebawa-bawa oleh orang-orang dzalim dan dusta, percaya dengan fitnah-fitnah yang tidak terbukti.
Semua penyakit hati di atas jika dibiarkan maka akan berkarat dan hati akan menjadi mati dan susah utk menerima kebenaran.
Adapun Obat untuk penyakit hati diatas adalah Penyakit pertama terlalu cinta dengan dunia bisa di obati dengan menanamkan sikap sederhana tidak berlebih-lebihan dalam membelanjakan harta hidup qanaah dan selalu berhemat hartanya hanya digunakan untuk kepentingan Allah yaitu dikeluarkanya untuk bersedekah zariyah, wakaf, infak, membela fakir miskin, duafa, anak-anak yatim dan orang-orang yang membutuhkan.
Untuk obat bagi penyakit hati yang kedua yaitu kurangnya hati-hati dalam beribadah, maka bisa dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran secara terus-menerus dan berusaha menghadirkan Allah disertai dengan doa dan munajat kepada-Nya. Dirinya selalu merasa dilihat diperhatikan di awasi oleh Allah dan dia yakin bahwa kedua Malaikat Roqib dan Atid selalu mencatat amal baik dan amal buruk kita dalam setiap saat.
Untuk mengobati penyakit yang ke tiga yaitu kurangnya zikir yaitu dengan belajar dzikir dan mengikuti jejak para guru yang telah mendapatkan cahaya Ilahi, yang telah berada di jalan kenabian, dengan nasihat, petuah, dan saran-saran mereka untuk mengolah jiwa (riyadhah) dan menundukan hawa nafsu dengan selalu melakukan zikir khofi dalam thareqat agar selalu mengingat Allah dan dekat dengan Allah.
Semoga Allah selalu memberikan kepada kita hati yang lapang, hati yang ikhlas, hati yang jernih, dan bercahaya hati yang selalu ridha terhadap semua ketentuan dan kehendak Allah. (Zoom)