|
H. Eka Hardiana |
EMBUN PAGI
Oleh: H. Eka Hardiana
AKRAB DENGAN KEMUNGKARAN
Barangkali sebab utama problem tidak merasa berdosa pada orang tertentu ialah karena akrab dengan kemungkaran, sebab terlalu sering dikerjakan.
Hal ini persis dengan dengan keakraban kita dengan makhluk-makhluk Allah yang besar, seperti langit, apa saja yang ada di dalamnya, bumi beserta apa saja yang ada di atasnya, sebab kita sering melihatnya.
Kita baru merasa heran saat mendengar seseorang mendarat di bulan.
Kita juga langsung heran ketika ada temuan-temuan baru. Tapi, kita lupa pada sesuatu yang lebih hebat dari temuan-temuan manusia, sebab kita terbiasa melihat makhluk-makhluk Allah itu.
Dosa-dosa juga seperti itu jika terlalu sering dikerjakan. Hati menjadi akrab dengannya dan tidak lagi memungkirinya.
Itulah yang ditakutkan Abu Al-Hasan Az-Zayyat rahimahullah. Ia berkata, “Demi Allah, aku tidak peduli dengan banyaknya kemungkaran dan dosa. Yang paling aku takutkan ialah keakraban hati dengan kemungkaran dan dosa. Sebab, jika sesuatu dikerjakan dengan rutin, maka jiwa menjadi akrab dengannya dan jika jiwa telah akrab dengan sesuatu maka jarang tidak terpengaruh dengannya.”
[Tanbihu Al-Ghafilin, An-Nahhas hal. 93]
(Bersambung)
[Dinukil dari Kitab Waahatu Al-Iman, syekh Abdul Hamid Al-Bilali, edisi Indonesia: Buku Taujih Ruhiyah Pesan-Pesan Spiritual Penjernih Hati, jilid 1]
Pamoyanan, 28 Rajab 1441 H/23 Maret 2020 M (ZOOM)