Jelang Muswil, Pengurus PUI Pusat Kunjungi DPW Jabar
Puijabar.org -- Dewan Pimpinan Pusat Persatuan Ummat Islam (DPP PUI) melakukan kunjungan kerja ke Dewan…
Mesir adalah lempeng peradaban ummat Islam dan kebudayaan Timur Tengah. Apa yang terjadi di sana akan berpengaruh kepada seluruh kawasan Timur Tengah dan dunia Islam. Saat ini, tengah terjadi krisis politik dan kudeta yang dilakukan oleh militer terhadap Presiden Muhammad Mursi, presiden pertama Mesir yang terpilih oleh rakyatnya secara langsung dan demokratis.
Kami menilai bahwa perkembangan demokrasi di Mesir sudah tidak sehat karena diinterevensi oleh militer. Proses demokratisasi dan transisi demokrasi Mesir telah dibuat cacat oleh sikap militer dengan arogansi kekuatannya. Kudeta terhadap kekuasaan yang Sah tak ubahnya sebagai tirani yang tak dapat dibenarkan dengan alasan apa pun.
Selain itu, kami melihat bahwa krisis di Mesir bukan hanya masalah krisis politik saja, tetapi juga masalah eksistensi dakwah Islam di Mesir, selain berdampak buruk karena menghambat civil society dan eksistensi ormas Islam di Mesir.
Dilihat dari sudut pandang Indonesia, Mesir sudah lama berhubungan dengan Indonesia. Pada awal kemerdekaan Indonesia, Mesir adalah negara pertama di dunia yg mengakui kemerdekaan negara Republik Indonesia. Ketika itu Indonesia diwakili oleh KH. Agus Salim dan Sutan Syahrir melakukan lawatan ke Mesir di awal kemerdekaan Indonesia, dengan bantuan Ikhwanul Muslimin yang memfasilitasi pertemuan sehingga dapat menghadap ke Raja Faruk, penguasa mesir saat itu. Dalam pertemuan itulah Mesir memberikan pengakuan terhadap kemerdekaan Indonesia melalui perwakilan Indonesia KH. Agus Salim dan Sutan Sahrir.
Atas segala yang telah terjadi itu, kami dari Dewan Pengurus Pusat PERSATUAN UMMAT ISLAM (PUI) menyatakan sikap:
Demikian pernyataan sikap dan seruan Persatuan Ummat Islam. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa para korban civil di Mesir dan semoga krisis di Mesir segera berakhir, aamiin.
Jakarta, 05 Juli 2013/26 Sya’ban 1434
Dewan Pengurus Pusat PERSATUAN UMMAT ISLAM (PUI),
H. Nurhasan Zaidi (Ketua Umum)
H. Ahmadie Thaha (Sekretaris Jenderal)