“K.H. Ahmad Sanusi, Ulama Sukabumi Penengah Kebuntuan Sidang BPUPKI”
K.H. Ahmad Sanusi. tirto.id/DeadnauvalOleh: Irfan Teguh - 31 Juli 2019/tirto.idDalam kebuntuan sidang BPUPKI yang membahas…
Salah satu pendidi PUI, K.H. Abdul Halim, juga aktif sebagai wartawan di berbagai media baik politik maupun dakwah dan telah menulis sembilan buah buku. Adakah di kalangan jamaah PUI yang mewarisi perjuangannya di bidang tulis-menulis?
K.H. Abdul Halim adalah ulama kelahiran Majalengka 26 Juni 1887. Semasa hidupnya, K.H. Abdul Halim memimpin dan melakukan perjuangan melalui bidang politik, ekonomi, dan pendidikan.
Perjuangan pada masa penjajahan Belanda dilakukan melalui Persjarikatan Oelama (PO), Sarekat Islam (SI), dan Pelajar Islam Indonesia (PII).
Pemikiran K.H. Abdul Halim yang sangat berharga adalah bagaimana membina keselamatan dan kesejahteraan umat dengan melakukan perbaikan yang meliputi delapan bidang (Al-Islah AsSamaniyah), yaitu: akidah, ibadah, pendidikan, keluarga, adat-kebiasaan, hubungan masyarakat (sosial), perekonomian, dan perbaikan umat.
Dalam syiar Islam, Persjarikatan Oelama (PO) juga menyelenggarakan tabligh, menerbitkan majalah, dan brosur sebagai media organisasi.
Selain itu, ternyata K. H. Abdul Halim juga aktif sebagai wartawan di berbagai media baik politik maupun dakwah dan telah menulis sembilan buah buku.
Dalam buku-bukunya, K. H. Abdul Halim berusaha menyebarkan pemikirannya yang penuh toleransi, menganjurkan untuk menjunjung tinggi akidah dan akhlak masyarakat , serta tidak menolak untuk mengambil contoh kemajuan dari Barat.
K. H. Abdul Halim, selain aktif di bidang politik, ia juga berjasa di bidang pendidikan, terutama dengan mendirikan Santi Asromo, yang merupakan pelopor pendidikan yang menggabungkan pelajaran agama, pelajaran umum, dan bekal keterampilan. Perjuangan melalui bidang ekonomi, dimulai K. H. Abdul Halim dengan mendirikan Hayatul-Qulub, yang mencoba melawan arus kapitalisme kolonial, mendirikan perusahaan percetakan, perusahaan tenun, dan pertanian.
Pada masa pendudukan Jepang, tahun 1944, K. H. Abdul Halim diangkat menjadi anggota BPUPKI untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Setelah Kemerdekaan Indonesia diproklamasikan, K. H. Abdul Halim terus berjuang melalui berbagai saluran. K. H. Abdul Halim sempat diangkat menjadi Bupati Majalengka dan memimpin rakyat untuk melawan NICA serta diangkat menjadi panitia penggempuran Negara Pasundan, yang merupakan negara boneka bentukan pemerintah kolonial yang ingin menjajah Indonesia kembali.
K. H. Abdul Halim juga diangkat sebagai anggota KNIP dan ikut hijrah ke Yogyakarta setelah Perjanjian Renville. Di Yogyakarta, K. H. Abdul Halim menjadi pelopor berdirinya Universitas Islam Indonesia (UII).
Pengakuan kedaulatan RI, K. H. Abdul Halim kembali ke Jawa Barat dan pada tahun 1951 K. H. Abdul Halim terpilih sebagai anggota DPRD Tingkat I Jawa Barat. Tahun 1956 diangkat menjadi anggota Konstituante. Perjuangan K. H. Abdul Halim berakhir saat ia meninggal dunia pada tangga 7 Mei 1962.
(Dr. Hj. Nina H. Lubis, M.S., dalam kata pengantar buku Riwayat Perjuangan K.H. Abdul Halim karya Miftahul Falah, S.S., diterbitkan Juni 2008 oleh Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat).*
DOWNLOAD BUKUNYA! riwayat_perjuangan_k_h_abdul_halim
Tulisan di atas saya posting agar jamaah PUI memiliki semangat menulis seperti KH Abdul Halim. Ayo, nulis! Dakwah bil Qolam euy…!!!