Puasa Ramadhan Jangan Kurangi Semangat Juang
Oleh Prof. Dr. KH. Miftah FaridlRamadhan dalam Islam merupakan bulan yang suci, buan mulia, dan…
PERSATUAN Ummat Islam (PUI) harus terus memiliki peran nyata di dalam masyarakat. Kita perlu meningkatkan peran sosial dan ekonomi PUI. Sudah saatnya, PUI dikenal di masyarakat melalui gerakan sosial dan ekonominya. Saat ini lembaga pengelola zakat lebih bernilai di mata masyarakat dibandingkan ormas karena lembaga zakat lebih nyata perannya dalam membantu masyarakat.
Namun, tidak hanya gerakan sosial dan ekonomi yang ingin ditingkatkan PUI, tapi sektor pendidikan yang selama ini digarap PUI juga harus terus dijalankan. PUI memang selama ini fokus di bidang pendidikan. Namun, saat itu PUI melebarkan peran yang dimainkannya, yaitu dalam bidang sosial dan ekonomi.
Alasan utama mengapa PUI mesti menguatkan perannya di bidang sosial adalah banyaknya peran sosial yang saat ini diabaikan ormas Islam. Kita optimistis, bila ormas Islam mengambil peran itu, akan lebih bisa diterima masyarakat. Dengan demikian, ormas Islam kembali menjadi gerbong kekuatan masyarakat.
Kiprah ekonomi PUI di dalam masyarakat juga merupakan hal yang penting sebab akan ada cerita yang berbeda jika persoalan ekonomi bangsa bisa dituntaskan melalui campur tangan ormas Islam yang membawa misi dakwah.
Tentu jika ormas Islam ikut serta dalam menyelesaikan masalah ekonomi di dalam masyarakat, bangsa ini akan lebih sejahtera dan berkeadilan. ‘Warga PUI diharapkan mampu menyatukan pandangan dalam mengoptimalkan peran di dalam masyarakat.
Telah lama PUI memainkan perannya dalam bidang pendidikan dan dakwah. Ini terbukti dengan ribuan lembaga pendidikan yang dimiliki PUI dari tingkat raudlatul athfal, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, madrasah aliyah, hingga perguruan tinggi.
Dengan kenyataan demikian, PUI telah memiliki modal besar sejak ormas ini lahir di Bogor pada 5 April 1952. Kini PUI juga telah menyebar ke sejumlah wilayah. PUI ada di DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim, dan Yogyakarta. Selain itu, PUI juga memiliki kepengurusan di luar Jawa, yaitu di Lampung, Sumatra Selatan, Sumatra Utara, Aceh, Riau, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Selatan.
Di sisi lain, telah terjadi regenerasi di dalam tubuh PUI. Dalam kepengurusannya yang akan berakhir pada Desember 2009 ini, sejumlah perbaikan dan regenerasi telah kita upayakan. Kita berharap, ke depan PUI akan lebih baik. Pada akhir tahun ini juga kita menyelenggarakan Muktamar untuk membentuk kepengurusan baru periode 2009-2014.
Menyongsong usia satu abad pada 2011, PUI menghadapi tantangan kaderisasi dan peningkatan jaringan. Selain itu, kita juga dituntut memperkuat peran sosial berupa pendampingan dan pemberdayaan masyarakat.
PUI ke depan harus berperan sesuai dengan pemahaman keislaman yang benar, yakni dengan memberikan kedamaian dan memberdayakan masyarakat. Persoalan masyarakat masa kini menjadi tantangan bagi seluruh kader PUI. Masalah kemiskinan harus dijawab dengan peningkatan kesejahteraan. Kebodohan harus diperangi melalui pendidikan.
Untuk menciptakan gerakan PUI yang tidak sekadar menjalankan rutinitas program, kita membutuhkan kaderisasi kepengurusan, baik di tingkat pusat, wilayah maupun daerah agar dapat memberikan gerakan yang nyata untuk kepentingan rakyat Indonesia, khususnya umat muslim Indonesia.*
benar, apa yang disampaikan oleh bpk. gubernur jawa barat hari ini, bahwa kader harus membenahi diri menjadi sebuah karakter manusia yang berjiwa sosial kemasyarakatan agar menjadi manusia yang banyak beramal soleh kelak, amin.